Posted on June 17, 2012 by Situs islam:
www.almanhaj.or.id , www.alsofwah.or.id , www.muslim.or.id
*Renungan*
Allah berfirman:”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan” (Tahrim 66:6)
Peliharalah Dirimu Dan Ahli Keluargamu Dari Api Neraka dengan
Mengajar Mereka Taat KepadaNya Serta Bertaqwa dan Menyuruh Mereka
Meninggalkan Maksiat
Sebagai orang tua, orang tua seperti apakah kita saat ini…?
Apabila anda mndapati anak sedang khusyuk membaca dan mentadaburi Al
Quran, tak jarang ada org tua yang berkata,”sudah, jangan terlalu
serius, sana mending belajar fisika dan metematika, yg penting tingkatin
nilai IPA kamu di rapor!”
Apabila mendapati anak sdg mendengar radio Islam dengan antusias,
maka ada orang tua yang mngatakan, ” bosan deh ceramah terus, ganti ajah
radio yang ada musiknya, ya? “
Apabila mendapati anak perempuan yang telah sadar akan kewajiban
berhijab, maka ternyata ada org tua yang melarangnya, “nanti ajalah
berjilbabnya, kl kamu udh tua atau udh nikah sana baru pakai jilbab…”
Apabila mendapati ada anak yang ingin menuntut ilmu di bidang syariah
(Islam), maka ternyata masih ada org tua yang berkata, “mau jadi apa
kamu kl sekolah jurusan syariah, mending kamu cari profesi yg pasti bnyk
duitnya ajah.”
Apabila mendapati ada anak yang bercita-cita ingin menjadi da’i atau
imam sebuah masjid, maka ada org tua yang kecewa, “jadi dokter aja lah.
atau yang terkenal, jadi penyanyi tuh banyak diutnya trs terkenal…”
Apabila mendapati anak-anaknya tidak sholat wajib, maka banyak orang
tua yang membiarkan padahal dosa meninggalkan sholat wajib itu sangatlah
besar, namun apabila mendapati putranya ingin sholat berjamaah di
masjid maka ada ayah yang justru takut dan berkata,”sudahlah di rumah
saja sholatnya, kl kamu ke masjid nanti ayah di tanyain terus
diajakin..”
Jika ada anak yang mnemukan calon yg soleh/soleha dan ingin
berta’aruf serta menikah, maka banyak org tua yang melarang, “masih muda
kamu, udh nanti aja nikahnya, sana pacaran dulu ajah lah jgn pikirin
menikah dulu..”
Astagfirullah…. semoga kita semua bukan termasuk org tua seperti itu
yang mnghalakan maksiat serta bukan mnyuruh yang ma’ruf tapi justru
menyuruh yang munkar….na’udzubillah.
Padahal, keluarga yang dirahmati oleh Alloh Ta’ala, yang sakinah
mawaddah dan warahmah, tentu keluarga muslim yang bertaqwa kpd Alloh,
meninggalkan apa-apa yang dilarang Alloh Swt dan menyuruh keluarganya
untuk menjalankan apa-apa yang diwajibkan Alloh Ta’ala.
‘Ali bin Abi Thalhah menuturkan dari Ibnu ‘Abbas r.a, ia berkata,
“Firman-Nya ‘Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka’, yakni
ajarilah mereka utk taat kepadaNya dan tidak bermaksiat kepadaNya. Dan
perintahkanlah kepada keluarga kalian utk berzikir agar Allah swt
menjauhkan mereka dari api neraka” (Ath-Thabari (XXIII/491))
Mujahid berkata, “Firman-Nya, ‘Peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka’,yakni bertaqwalah kepada Allah swt dan berwasiatlah kepada
keluarga kalian agar bertaqwa kepadaNya” (Ath-thabari (XXIII/492))
Sementara itu Qatadah berkata,”Hendaklah engkau memerintahkan mereka
utk taat kepada Allah swt, dan melarang mereka bermaksiat kepadaNya.
Hendaklah engkau menjalankan hukum Allah swt kepada mereka, serta
memerintahkan dan membantu mereka utk melaksanakannya. Apabila engkau
melihat mereka bermaksiat kepada Allah swt, maka peringatlah dan
laranglah mereka” (Ath-Thabari (XXIII/492)
Demikian pula yg dikatakan adh-Dhahhak dan Muqatil, “Merupakan
kewajipan seorang muslim utk mengajari isterinya, kerabatnya, buak
perempuan dan laki2 nya, apa2 yg diwajibkan dan dilarang Allah kepada
mereka” (Al-Qurthubi (XVIII/196))
Ayat ini semakna dengan hadis yg diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud
dan at-Tirmidzi, dari ar-Rabi’ bin Sbarah, dari bapaknya, ia mengatakan
bahawa Rasulullah saw telah bersabda: “Perintahkanlah anak kecil untuk
sholat jika telah berumur tujuh tahun…” (Diriwayatkan oleh Ahmad
(III/404) , Abu Dawud (I/332), at-Tirmidzi (II/445) dalam Tuhfatul
Ahwadzi,Hadis sahih, Lihat Shahihul Jaami’ no 5867)
Ash-Shanqiti berkata dalam Adwa-ul-Bayan (1/466): “Menjadi kewajiban
bagi seseorang untuk memerintahkan keluarganya –seperti isteri, anak dan
seterusnya- terhadap kebaikan dan melarang mereka dari kejahatan. Hal
ini berdasarkan firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka” dan sabda Nabi shallallahu
alaihi wasallam “Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing
kamu bertanggungjawab terhadap apa yang dipimpinnya.”
Sudah sepantasnya kita sebagai org tua mengharapkan dan mendidik anak
menjd anak yang soleh/solehah, karena itulah dpt mnjd bekal yang
penting untuk kebahagiaan abadi di akhirat kelak. bukan sebaliknya,
mengharapkan anak hny mnjd kaya raya dan terkenal tanpa iman kpd Alloh
Swt, sehingga justru dpt menjerumuskan jabatan dan hartanya ke dlm
neraka. lalu, malah menjadi beban pertanggungjawaban di akhirat kelak.
Karena yang diharapkan adalah bahwa seorang anak yang soleh/solehah
akan mendoakan orang tuanya. Abu Hurairah radhiallahu anhu meriwayatkan
dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ
ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ
أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila seseorang meninggal dunia, akan terputus amalnya, kecuali
tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang
mendoakannya.”
HR Muslim dalam Shahih-nya, Kitab: Perjanjian (no. 1631)
Seperti yang kita ketahui dari Luqman al-Hakim, ayah yg soleh yang
tertera namanya dalam Al Quran,
Lukman al-Hakim terus-menerus memberikan pengarahan kepada anaknya
sesuai dgn syariah. Kisahnya disebutkan dalam (QS.31:17)
Artinya : “Hai anakku, Dirikanlah shalat….” (Al-Qur’an dan Terjemah
Depag RI : 2005 : 412).
‘Aqimish-shalaata, dirikanlah shalat, lengkap dengan batasan-batasan,
fardhu-fardhu, dan waktu-waktunya. (Ibnu Katsir jilid III : 1990 :
430).
Selanjutnya,
Pesan Lukman al-Hakim adalah agar anaknya memiliki keberanian untuk
memerintah manusia untuk berbuat baik. Firman Allah SWT, (QS.Luqman
[31]: 17)
Artinya : “…dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik….”
(Al-Qur’an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Dan juga memiliki keberanian untuk mencegah orang-orang yang berada
di sekitarnya berbuat kemungkaran. Firman Allah SWT, (QS.Luqman [31]:
17)
Artinya :”…dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar….”
(Al-Qur’an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Ibnu Katsir memberikan keterangan, Wa’mur bi’l-ma’ruufi wanha
‘ani’l-mungkar, perintahkanlah perkara yang baik dan cegahlah perkara
yang munkar menurut batas kemampuan dan jerih payahmu. (Ibnu Katsir
jilid III : 1990 : 430).
Nah, tentu saja dari sini kita tahu bahwa bukanlah kebahagiaan dan
kesuksesan yang hakiki ialah apabila memilki anak-anak yang terkenal dan
kaya tapi tidak mempedulikan halal dan haram mata pencaharian dan uang
yang mereka peroleh dan juga gemar berbuat kemunkaran (maksiat), karena
justru cara mendidik anak yang lebih mencintai dunia daripada akhirat
seperti itu akan memalukan dan mncemarkan nama baik org tua di dunia dan
jg mnjd beban pertanggungjawaban di akhirat kelak, karena akan adalah
titipan Alloh Swt kepada kita sbg org tua. telah banyak contoh yang
nampak, bagaimana anak yang terkenal dan dipuja-puja org tuanya malah
ternyata seorang pelaku maksiat besar dan akhirnya dihujat dan
dilecehkan oleh banyak orang krn kemaksiatannya yang terbongkar.
Waallahu;alaam,
semoga bermanfaat.
Related link: 10 pesan lukmanul hakim kepada anaknya
http://www.yayasanumiayat.com/read/dakwah/12178/10-pesan-lukmanul-hakim-kepada-anaknya/
http://www.facebook.com/muallaf.network